hadits arbain ke 36

36 Kalimat ini (wallahu a’lam) menunjukkan pembatasan berkenaan dengan akibat atau dampaknya, apabila dikaitkan dengan hakikat kehidupan dunia, maka kehidupan dapat menjadi wahana berbuat kebaikan. Dengan demikian Hadits Arbain Ke 2 Tentang Iman, Islam dan Ihsan . BeliSyarah Hadits Arbain An-Nawawi - Plus 8 Hadits Pilihan Ibnu Rajab GI di Toko Harga Buku Official Store. Bila telah memberikan penilain sebelum komplain ke pihak toko maka tidak kami layani. - Pesan sebelum pukul 15.00 WIB agar barang dikirim hari ini. Rp 36.000. Kab. Kediri bukunegeri (2) Tambah ke Wishlist. Hadits Arbain An Nawawi ArbainNawawi Hadits 36-39, disampaikan al Ustadz Abu Hazim Muhsin di Mahad Ittibaus Sunnah Magetan Addeddate 2014-07-20 16:51:32 Identifier ArbainNawawiHadits36-39 13120901 UAHzm Kitab Arbain Nawawiy Bab Amalan sholih dan balasannya hadist ke 36 ttg Membaca Audio Dec-09-2013 07-00-24 4.0M Pelajaranyang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث : 1. Siapa yang membantu seorang muslim dalam menyelesaikan kesulitannya, maka akan dia dapat. KITAB ARBAIN NAWAWI Hadits ke 36 Membantu Sesama Muslim by Editorial Team-1:00 AM 0. HaditsArba’in Ke – 36 Tentang Membantu Sesama Muslim; November 19, 2018; Terjemah hadits / ترجمة الحديث : Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, dari Rasulullah wasallam những bài hát điệu cha cha cha. Balasan itu Sejenis dengan Amalan عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قال, قال رسول الله صلى الله عليه وسلم قَالَ مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنيَا نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ اْلقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعَسِّرٍ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِيْ الدُّنْيَا وَالآَخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمَاً سَتَرَهُ اللهُ فِيْ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، وَاللهُ فِيْ عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيْهِ، وَمَنْ سَلَكَ طَريقَاً يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْماً سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقاً إِلَى الْجَنَّةِ، وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوْتِ اللهِ يَتْلُوْنَ كِتَابَ اللهِ وَيتَدَارَسُوْنَهَ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِيْنَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ، وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بهِ نَسَبُهُ .رَوَاهُ مُسْلِمٌ بِهَذَا اللَّفْظِ. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu dia berkata Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda “Barangsiapa yang menghilangkan satu kesulitan seorang mukmin yang lain dari kesulitannya di dunia, niscaya Allah akan menghilangkan darinya satu kesulitan pada hari kdiamat. Barangsiapa yang meringankan orang yang kesusahan dalam hutangnya, niscaya Allah akan meringankan baginya urusannya di dunia dan akhirat. Barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim, niscaya Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Dan Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya, selama hamba tersebut mau menolong saudaranya. Barangsiapa yang menempuh satu jalan untuk mencari ilmu, niscaya Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga. Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah dari rumah–rumah Allah masjid, membaca kitabullah, saling mengajarkan di antara mereka, melainkan akan turun kepada mereka ketenangan, diliputi oleh rahmat dan dinaungi oleh para malaikat serta Allah akan menyebut–nyebut mereka di hadapan makhluk yang berada di sisiNya. Barangsiapa yang lambat dalam beramal, sungguh garis nasabnya tidak akan bisa membantunya.” HR. muslim dengan lafazh ini. نفَّس Meringankan atau menghilangkan كربة كرب Cobaan berat معسر Orang yang kesulitanيسر Memudahkan عون Pertolonganسهل Memudahkanيتدارسونه Mereka saling mempelajari-nyaسَتر Menutupiسلك Menempuhاجتمع Berkumpulالسكينة Ketenangan غشيتهم Liputi, curahkan kepada merekaحفتهم mengelilingimerekaيسرع Segera بطأ Lambat Menumbuhkan kepekaan sosial 107 1-7, 70 24Menjaga nama baik seseorang 49 11Menumbuhkan tradisi ilmiah 96 1, 170 terhadap Al Quran 73 4, 47 24, 3336 Pelajaran Siapa yang membantu seorang muslim dalam menyelesaikan kesulitannya, maka akan dia dapatkan pada hari kiamat sebagai tabungannya yang akan memudahkan kesulitannya di hari yang sangat sulit pembalasan disisi Allah ta’ala sesuai dengan jenis baik kepada makhluk merupakan cara untuk mendapatkan kecintaan Allah Ta’ niat dalam rangka mencari ilmu dan ikhlas di dalamnya agar tidak menggugurkan pahala sehingga amalnya dan kesungguhannya pertolongan kepada Allah ta’ala dan kemudahan dari-Nya, karena ketaatan tidak akan terlaksana kecuali karena kemudahan dan kasih membaca Al Quran, memahaminya dan duduk di rumah Allah untuk mengkaji ilmu. ceramah Hadits Arbain Ke 36 – “Hadits Tentang Tolong Menolong” Al Arbain An Nawawiyah oleh Ustadz Anas Burhanudin di radio rodja Posted by pada Juni 10, 2009 SESAMA MUSLIM WAJIB SALING BANTU عن ابي هريرة – رضي الله عنه قال- عن النبي صلى الله عليه و سلم قال – من نفس عن مؤمن كربة من كرب الدنيا نفس الله عنه كربة من مرب يوم القيامة ، ومن يسر على معسر يسر الله عليه في الدنيا و الآخرة ، ومن ستر مسلما ستره الله فى الدنيا و الآخرة ، و الله في عون العبد ما كان العبد في عون أخيه . و من سلط طريقا يلتمس فيه علما سهل الله به طريقا الى الجنة ، وما اجتمع قوم في بيت من بيوت الله يتلون كتاب الله و يتدارسونه بينهم إلا نزلت عليهم السكينة و غشيتهم الرحمة و حفتهم الملائكة و ذكرهم الله في من عنده ، و من بطأ به عمله لم يسرع به نسبه – رواه مسلم بهذا اللفظ Terjemahan Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dari Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam, beliau bersabda “Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat. Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Barang siapa yang menutup aib seorang muslim, pasti Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama hamba-Nya itu suka menolong saudaranya. Barang siapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, pasti Allah memudahkan baginya jalan ke surga. Apabila berkumpul suatu kaum di salah satu masjid untuk membaca Al Qur’an secara bergantian dan mempelajarinya, niscaya mereka akan diliputi sakinah ketenangan, diliputi rahmat, dan dinaungi malaikat, dan Allah menyebut nama-nama mereka di hadapan makhluk-makhluk lain di sisi-Nya. Barangsiapa yang lambat amalannya, maka tidak akan dipercepat kenaikan derajatnya”. Lafazh riwayat Muslim [Muslim no. 2699] Penjelsan Hadits ini amat berharga, mencakup berbagai ilmu, prinsip-prinsip agama, dan akhlaq. Hadits ini memuat keutamaan memenuhi kebutuhan-kebutuhan orang mukmin, memberi manfaat kepada mereka dengan fasilitas imu, harta, bimbingan atau petunjuk yang baik, atau nasihat dan sebagainya. Kalimat “barang siapa yang menutup aib seorang muslim” , maksudnya menutupi kesalahan orang-orang yang baik, bukan orang-orang yang sudah dikenal suka berbuat kerusakan. Hal ini berlaku dalam menutup perbuatan dosa yang terjadi. Adapun bila diketahui seseorang berbuat maksiat, tetapi dia meragukan kemaksiatannya, maka hendaklah ia segera dicegah dan dihalangi. Jika tidak mampu mencegahnya, hendaklah diadukan kepada penguasa, sekiranya langkah ini tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar. Adapun orang yang sudah tahu bahwa hal itu maksiat tetapi tetap melanggarnya, hal itu tidak perlu ditutupi, Karena menutup kesalahannya dapat mendorong dia melakukan kerusakan dan tindakan menyakiti orang lain serta melanggar hal-hal yang haram dan menarik orang lain untuk berbuat serupa. Dalam hal semacam in dianjurkan untuk mengadukannya kepada penguasa, jika yang bersangkutan tidak khawatir terjadi bahaya. Begitu pula halnya dengan tindakan mencela rawi hadits, para saksi, pemungut zakat, pengurus waqaf, pengurus anak yatim, dan sebagainya, wajib dilakukan jika diperlukan. Tidaklah dibenarkan menutupi cacat mereka jika terbukti mereka tercela kejujurannya. Perbuatan semacam itu bukanlah termasuk menggunjing yang diharamkan, tetapi termasuk nasihat yang diwajibkan. Kalimat “Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama hamba-Nya itu suka menolong saudaranya”. Kalimat umum ini maksudnya ialah bahwa seseorang apabila punya keinginan kuat untuk menolong saudaranya, maka sepatutnya harus dikerjakan, baik dalam bentuk kata-kata ataupunpembelaan atas kebenaran, didasari rasa iman kepada Allah ketika melaksanakannya. Dalam sebuah hadits disebutkan tentang keutamaan memberikan kemudahan kepada orang yang berada dalam kesulitan dan keutamaan seseorang yang menuntut ilmu. Hal itu menyatakan keutamaan orang yang menyibukkan diri menuntut ilmu. Adapun ilmu yang dimaksud disini adalah ilmu syar’i dengan syarat niatnya adalah mencari keridhaan Allah, sekalipun syarat ini juga berlaku dalam setiap perbuatan ibadah. Kalimat “Apabila berkumpul suatu kaum disalah satu masjid untuk membaca Al-Qur’an secara bergantian dan mempelajarinya” menunjukkan keutamaan berkumpul untuk membaca Al-Qur’an bersama-sama di Masjid. Kata-kata “sakinah” dalam hadits, ada yang berpendapat maksudnya adalah rahmat, akan tetapi pendapat ini lemah karena kata rahmat juga disebutkan dalam hadits ini. Pada kalimat “Apabila berkumpul suatu kaum” kata “kaum” disebutkan dalam bentuk nakiroh, maksudnya kaum apasaja yang berkumpul untuk melakukan hal seperti itu, akan mendapatkan keutamaan. Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam tidak mensyaratkan kaum tertentu misalnya ulama, golongan zuhud atau orang-orang yeng berkedudukan terpandang. Makna kalimat “Malaikat menaungi mereka” maksudnya mengelilingi dan mengitari sekelilingnya, seolah-olah para malaikat dekat dengan mereka sehingga menaungi mereka, tidak ada satu celah pun yang dapat disusupi setan. Kalimat “diliputi rahmat “ maksudnya dipayungi rahmat dari segala segi. Syaikh Syihabuddin bin Faraj berkata “menurut pendapatku diliputi rahmat itu maksudnya ialah dosa-dosa yang telah lalu diampuni, Insya Allah” Kalimat “Allah menyebut nama-nama mereka di hadapan makhluk-makhluk lain disisi-Nya” mengisyaratkan bahwa, Allah menyebutkan nama-nama mereka dilingkungan para Nabi dan para Malaikat yang utama. Wallaahu a’lam. Hadits Arbain ke-36 ini mengajarkan tentang kebaikan yang disertai dengan balasan yang sangat utama di sisi Allah SWT. Ada lima kebajikan yang mendapatkan keutamaan luar biasa. Intinya, Allah Ta’ala senantiasa menolong hamba-Nya selama hamba tersebut mau menolong saudaranya sesama muslim. Amal kebajikan yang disebutkan dalam hadits ini adalah menghilangkan kesulitan orang lain, menuntut ilmu, meringankan beban orang yang berutang, menutupi aib sesama muslim, serta berkumpul di masjid untuk membaca dan mengkaji kitabullah. Hadits Arbain ke-36 ini adalah عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قال, قال رسول الله صلى الله عليه وسلم قَالَ مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنيَا نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ اْلقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعَسِّرٍ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِيْ الدُّنْيَا وَالآَخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمَاً سَتَرَهُ اللهُ فِيْ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، وَاللهُ فِيْ عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيْهِ، وَمَنْ سَلَكَ طَريقَاً يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْماً سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقاً إِلَى الْجَنَّةِ، وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوْتِ اللهِ يَتْلُوْنَ كِتَابَ اللهِ وَيتَدَارَسُوْنَهَ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِيْنَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ، وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بهِ نَسَبُهُ .رَوَاهُ مُسْلِمٌ بِهَذَا اللَّفْظِ. Dari Abu Hurairah ra, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda “Barangsiapa yang melapangkan menghilangkan satu kesusahan dunia dari seorang mukmin atas kesulitannya di dunia, maka Allah akan melapangkan darinya satu kesusahan pada hari kiamat. Barangsiapa yang meringankan orang yang kesusahan dalam utangnya, maka Allah akan meringankan baginya urusannya di dunia dan akhirat. Barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Dan Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya, selama hamba tersebut mau menolong saudaranya. Barangsiapa yang menempuh satu jalan untuk mencari ilmu, niscaya Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga. Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah dari rumah–rumah Allah masjid, membaca kitabullah, saling mengajarkan di antara mereka, melainkan akan turun kepada mereka ketenangan, diliputi oleh rahmat dan dinaungi oleh para malaikat serta Allah akan menyebut–nyebut mereka di hadapan makhluk yang berada di sisiNya. Barangsiapa yang lambat dalam beramal, sungguh garis nasabnya tidak akan bisa membantunya.” HR Muslim no. 2699 1. Lapangkan kesusahan dunia dari seorang mukmin, Allah akan lapangkan darimu kesusahan di hari kiamat Amalan yang paling utama adalah melapangkan kesusahan. Dalam Syarah Hadits Arbain An-Nawawi terbitan Darul Haq, hadits di atas menunjukkan sebuah janji berdasarkan hadits Nabi SAW bahwa siapa yang melapangkan kesusahan dari seorang muslim maka hidupnya akan ditutup dengan kebaikan, dan mati di atas agama Islam. Sementara orang kafir tidak dirahmati di negeri akhirat dan tidak dilapangkan sedikit pun tentang kesusahannya. Dalam Syarah Hadits Arbain An-Nawawi, Imam Ibnu Daqiq berkata, hadits ini sangat penting karena menghimpun berbagai jenis ilmu, kaidah, dan etika. Di dalamnya terdapat keutamaan untuk menyelesaikan berbagai hajat kaum muslimin dan memberi kemanfaatan kepada mereka dengan apa yang bisa dilakukan dengan ilmu, harta, pertolongan, nasihat, dan yang lainnya. 2. Ringankan utang orang lain, Allah ingankan urusanmu di dunia dan akhirat Utang piutang dalam agama bukan perkara kecil. Bagi yang berutang wajib membayarnya, kapan pun dan seberapa pun. Namun, jika tidak mampu lagi, bisa dicarikan solusi lain dengan cara yang diridhai oleh yang memberikan pinjaman. Dalam hadits di atas, ada keistimewaan bagi orang yang meringankan kesulitan orang lain dari urusan utang. Karena itu, tak sepantasnya bagi seorang muslim saling memberatkan terkait dengan utang piutang. 3. Tutupi aib orang lain, Allah akan menutupi aibmu di dunia dan akhirat Selain menyelesaikan kesulitan yang dialami oleh seorang Muslim, menutupi aibnya juga penting. Menutupi aib atau kesalahan sesama Muslim, dikenal atau tidak dikenal, sangat dianjurkan. Namun yang berkaitan dengan kemaksiatan, tentu harus diingatkan dengan cara mengingkari dan mencegahnya. Tiga perkara di atas termasuk amal kebajikan dalam hal bantuan dan pertolongan. Selanjutnya, dikatakan dalam hadits di atas, “Dan Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya, selama hamba tersebut mau menolong saudaranya.” Karena itu, saling menolong pada dasarnya, ternyata kita yang mendapatkan pertolongan dari Allah SWT. 4. Mencari ilmu, Allah mudahkan jalan menuju surga Dari Abu Hurairah ra, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ “Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” HR. Muslim, no. 2699 Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah berkata bahwa menempuh jalan dalam menuntut ilmu ada dua makna Menempuh jalan secara hakiki yaitu dengan berjalan menuju majelis ilmu para ulama. Menempuh jalan secara maknawi yaitu dengan menempuh cara bisa diraihnya ilmu, seperti dengan menghafalkan, mempelajari, mudzakarah saling mengingatkan, muthala’ah mengkaji, menulis atau berusaha memahami ilmu. Jami’ Al-Ulum wa Al-Hikam, 2297 Siapa saja yang berjalan, bersepeda, atau berkendaraan, menuju majelis ilmu, sudah termasuk dalam balasan hadits di atas. Begitu pula yang begadang dalam menghafal, menulis atau menelaah, itu juga termasuk bagian dari pahala di atas. Bahkan semakin besar kesulitan yang diderita, semakin besar pula pahala yang diperoleh. 5. Berkumpul di masjid dan membaca kitabullah Sebaik-baik tempat adalah masjid. Rasulullah SAW bersabda, أَحَبُّ الْبِلاَدِ إِلَى اللَّهِ مَسَاجِدُهَا وَأَبْغَضُ الْبِلاَدِ إِلَى اللَّهِ أَسْوَاقُهَا. “Tempat yang paling dicintai Allah adalah masjid dan tempat yang paling dibenci Allah adalah pasar.” HR. Muslim, no. 671, dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu Bagi orang yang berkumpul di masjid dan saling mempelajari Al-Qur’an, maka akan mendapatkan Mendapatkan sakinah, yaitu ketenangan hati dan lapangnya dada. Mendapatkan rahmat dari Allah. Dikelilingi malaikat. Allah menyebut mereka di sisi malaikat yang lebih mulia. Wallahu a’lam. Aza Kitab Hadits Arbain NawawiKitab Arbain Nawawi atau Al-Arba'in An-Nawawiyah Arabالأربعون النووية kitab hadis 40 hadis masyhur pilihan. Arba’în artinya 40 , akan tetapi hadis dalam kitab arbain nawawi tidaklah persis 40, melainkan 42 hadits. Arbaîn Nawawiyah yang disusun oleh Imam an-Nawawi, ia memuat sekumpulan hadits namun sanadnya tidak disebut secara lengkap dan disandarkan kepada penulis kitab utama mislanya al-Bukhâri, muslim dan lain-lain. Hadits-hadits dalam kitab Arbaîn Nawawiyah merupakan landasan atau fondasi dalam agama Islam. Sebagian ulama berpendapat bahwa ajaran Islam, atau setengahnya, atau sepertiganya berlandaskan pada hadits-hadits dalam kitab ini Imam an-Nawawi, al-Arba’în an-Nawawiyah, Beirut Dar el-Minhaj, cetakan pertama, 2009, h. 44Penyusun atau pengarang kitab arbain nawawi adalah Al-Imam al-Allamah Abu Zakaria Muhyuddin bin Syaraf an-Nawawi ad-Dimasyqi الإمام العلامة أبو زكريا محيي الدين بن شرف النووي الدمشقي, atau lebih dikenal sebagai Imam Nawawi, adalah salah seorang ulama besar mazhab Syafi' ini adalah Hadits Ke 36 Ketiga Puluh Enam dalam Kitab Arbain Nawawi bertulisan Arab harakat beserta terjemahan artinya dalam bahasa indonesia, dengan disertai penjelasan syarh Hadits Ke 36 Ketiga Puluh enam Kitab Arbain Nawawiعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا، نَفَّسَ اللهُ عَنهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ القِيَامَةِ. وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ، يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ. وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِماً سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ. وَاللهُ في عَوْنِ العَبْدِ مَا كَانَ العَبْدُ فِي عَوْنِ سَلَكَ طَرِيْقاً يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْماً سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقاً إِلَى اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوْتِ اللهِ يَتْلُوْنَ كِتَابَ اللهِ وَيَتَدَارَسُوْنَهُ بَيْنَهُمْ إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِيْنَةُ، وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ، وَحَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ، وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ، وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بهِ نَسَبُهُ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ بِهَذَا Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Barangsiapa yang menghilangkan kesusahan dari kesusahan-kesusahan dunia orang Mukmin, maka Allah akan menghilangkan kesusahan dari kesusahan-kesusahan hari Kiamat. Barangsiapa yang memberi kemudahan orang yang kesulitan hutang, maka Allah akan memberi kemudahan baginya di dunia dan Akhirat. Allah senantiasa menolong hamba selagi dia menolong saudaranya. Barangsiapa yang menempuh perjalanan dalam rangka menuntut ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju Surga. Tidaklah berkumpul sekelompok orang di salah satu rumah Allah untuk membaca Kitabullah dan saling mempelajarinya di antara mereka, melainkan akan turun kepada mereka ketenangan, rahmat meliputinya, para Malaikat mengelilinginya, dan Allah menyanjung namanya kepada Malaikat yang ada di sisi-Nya. Barangsiapa yang lambat amalnya, maka tidak akan bisa dikejar oleh nasabnya.” HR. Muslim no. 2699 dengan lafazh iniPelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث 1. Siapa yang membantu seorang muslim dalam menyelesaikan kesulitannya, maka akan dia dapatkan pada hari kiamat sebagai tabungannya yang akan memudahkan kesulitannya di hari yang sangat sulit Sesungguhnya pembalasan disisi Allah ta’ala sesuai dengan jenis Berbuat baik kepada makhluk merupan cara untuk mendapatkan kecintaan Allah ta’ Membenarkan niat dalam rangka mencari ilmu dan ikhlas didalamnya agar tidak menggugurkan pahala sehingga amalnya dan kesungguhannya Memohon pertolongan kepada Allah ta’ala dan kemudahan dari-Nya, karena ketaatan tidak akan terlaksana kecuali karena kemudahan dan kasih Selalu membaca Al Quran, memahaminya dan Keutamaan duduk di rumah Allah untuk mengkaji ilmu. Hadits Arbain Ke 36 – Hadits Tentang Tolong Menolong merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Anas Burhanuddin, dalam pembahasan Al-Arba’in An-Nawawiyah الأربعون النووية atau kitab Hadits Arbain Nawawi Karya Imam Nawawi Rahimahullahu Ta’ala. Kajian ini disampaikan pada Selasa, 20 Rabiul Awal 1443 H / 26 Oktober 2021 M. Status Program Kajian Kitab Hadits Arbain Nawawi Status program kajian Hadits Arbain Nawawi AKTIF. Mari simak program kajian ilmiah ini di Radio Rodja 756AM dan Rodja TV setiap Selasa sore pekan ke-2 dan pekan ke-4, pukul 1630 - 1800 WIB. Download juga kajian sebelumnya Hadits Arbain Ke 35 – Semua Muslim Bersaudara Kajian Hadits Arbain Ke 36 – Hadits Tentang Tolong Menolong عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا، نَفَّسَ اللهُ عَنهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ القِيَامَةِ. وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ، يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ. وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِماً سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ. وَاللهُ في عَوْنِ العَبْدِ مَا كَانَ العَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيْهِ. وَمَنْ سَلَكَ طَرِيْقاً يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْماً سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقاً إِلَى الجَنَّةِ. وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوْتِ اللهِ يَتْلُوْنَ كِتَابَ اللهِ وَيَتَدَارَسُوْنَهُ بَيْنَهُمْ إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِيْنَةُ، وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ، وَحَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ، وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ، وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بهِ نَسَبُهُ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ بِهَذَا اللَّفْظِ. Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, bahwasanya beliau bersabda “Barangsiapa yang meringankan kesulitan besar seorang muslim di dunia, maka Allah akan meringankan kesulitan besarnya pada hari kiamat. Dan barangsiapa yang memudahkan orang yang kesulitan, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memudahkan untuknya kesulitan pada hari kiamat. Barangsiapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan, maka Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan di akhirat. Barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menutup aibnya di dunia dan di akhirat, dan Allah Subhanahu wa Ta’ala menolong seorang hamba selagi hamba tersebut menolong saudaranya. Barangsiapa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga. Dan tidaklah suatu kaum berkumpul di satu rumah di antara rumah-rumah Allah masjid, mereka membaca Al-Qur’an di situ, saling mudzakarah di antara mereka tentang ayat-ayat itu, kecuali rahmat akan memenuhi majelis mereka, para malaikat akan mengiringi mereka, dan Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memuji mereka di antara para malaikat yang ada disisiNya. Dan barangsiapa yang tertinggal karena amalannya, maka dia tidak bisa mengejar dengan nasabnya.” HR. Muslim Hadits ini senada dengan hadits Ibnu Umar yang diriwayatkan dalam Bukhari dan Muslim, dari Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam bahwasanya beliau bersabda الْمُسْلِمُ أخُو المُسْلِمِ، لا يَظْلِمُهُ ولا يُسْلِمُهُ، مَن كانَ في حاجَةِ أخِيهِ كانَ اللَّهُ في حاجَتِهِ، ومَن فَرَّجَ عن مُسْلِمٍ كُرْبَةً، فَرَّجَ اللَّهُ عنْه بها كُرْبَةً مِن كُرَبِ يَومِ القِيامَةِ، ومَن سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ يَومَ القِيامَةِ “Seorang muslim itu saudara untuk muslim yang lain, jangan dia mendzaliminya, jangan juga menyerahkannya kepada musuh. Barangsiapa yang memenuhi hajat seorang saudaranya, Allah akan penuhi hajatnya. Barangsiapa yang ia melepaskan kesulitan seorang muslim, maka Allah akan melepaskan kesulitannya pada hari kiamat. Dan barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya pada hari kiamat.” HR. Bukhari dan Muslim Mengangkat Kesulitan Orang Lain Menit ke-834 Kurbah adalah kesulitan yang sangat luar biasa, posisi terjepit. Tentunya ketika sedang menghadapi kondisi seperti itu kita sangat butuh bantuan orang lain. Kondisi terjepit ini diumpamakan seperti orang yang sedang tercekik. Maka kalau orang yang mencekiknya memberikan kesempatan untuk bernafas dinamakan tanfis تنفيس atau memberikan nafas. Oleh karena itu barangsiapa yang memberi nafas meringankan kesulitan besar seorang muslim, maka Allah akan meringankan kesulitan besarnya pada hari kiamat kelak. Ini adalah contoh dari kaidah الجزاء من جنس العمل “Pahala itu sejenis dengan amalannya.” Di sini, orang yang meringankan kesulitan orang lain dijanjikan akan mendapatkan kemudahan ketika menghadapi kesulitan pada hari kiamat. Saat orang menghadapi kesulitan, maka kita dituntut untuk membantunya dengan satu dari dua hal; yang pertama yaitu dengan meringankan kesulitan itu, yang kedua dengan menghilangkan semua kesulitan itu. Kalau kita bisa mengangkat kesulitan itu dengan paripurna, maka itu yang terbaik. Tapi kalau tidak bisa maka kita berusaha untuk meringankan kesulitan orang tersebut. Yang pertama, meringankan kesulitan disebutkan oleh hadits Abu Hurairah yang sedang kita bahas ini. Sedangkan yang mengangkat kesulitan secara tuntas, ini disebutkan dalam hadits Ibnu Umar ومَن فَرَّجَ عن مُسْلِمٍ كُرْبَةً، فَرَّجَ اللَّهُ عنْه بها كُرْبَةً مِن كُرَبِ يَومِ القِيامَةِ “Barangsiapa yang mengangkat kesulitan seorang muslim, maka Allah akan mengangkat kesulitannya pada hari kiamat kelak.” HR. Bukhari dan Muslim Memudahkan Urusan Orang Lain Menit ke-1431 Selanjutnya Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu meriwayatkan “Dan barangsiapa yang memudahkan urusan orang yang sedang kesulitan, maka Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan di akhirat.” Amalan yang dilakukan adalah memudahkan orang yang sedang susah, pahala yang diraih adalah dimudahkan urusannya di dunia dan di akhirat. Sementara kita mengetahui bahwasanya urusan akhirat adalah urusan yang berat. Hari kiamat disebut sebagai يوم عسير hari yang sulit. Maka pada hari kiamat kelak kita membutuhkan bantuan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kalau kita ingin kesulitan kita di akhirat dimudahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka hendaknya kita banyak-banyak membantu urusan orang lain, memudahkan urusan mereka sebagaimana dianjurkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Memudahkan/membantu urusan orang yang sedang kesulitan ini bentuknya bisa bermacam-macam. Salah satu contohnya adalah dengan memberikan tempo yang lebih panjang bagi mereka untuk membayar utang yang kita berikan. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala وَإِن كَانَ ذُو عُسْرَةٍ فَنَظِرَةٌ إِلَىٰ مَيْسَرَةٍ… “Dan jika si peminjam uang adalah orang yang memiliki kesulitan, maka hendaklah si pemberi pinjaman memberikan tambahan tempo sampai si peminjam lepas dari kesulitannya…” QS. Al-Baqarah[2] 280 Bisa juga dengan memaafkannya dengan menggugurkan tanggungan dia baik sebagian atau seluruhnya. Ini juga adalah salah satu contoh memberikan kemudahan kepada orang yang sedang kesulitan. Atau bisa juga dengan memberikan bantuan kepada orang tersebut berupa makanan, pakaian, atau barang yang bisa membuat dia terlepas dari kesulitan yang sedang dihadapi. Dan perintah untuk memberikan kemudahan kepada orang lain ini juga dianjurkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam dalam sebuah hadits كَانَ تَاجِرٌ يُدَايِنُ النَّاسَ فَإِذَا رَأَى مُعْسِرًا قَالَ لِفِتْيَانِهِ تَجَاوَزُوا عَنْهُ لَعَلَّ اللَّهَ أَنْ يَتَجَاوَزَ عَنَّا فَتَجَاوَزَ اللَّهُ عَنْهُ “Dahulu ada seorang pedagang yang biasa memberikan pinjaman kepada orang-orang fakir. Dan jika ada orang yang kesulitan untuk membayar, maka dia mengatakan kepada anak-anaknya Maafkanlah mereka gugurkanlah kewajiban utang mereka, barangkali dengan begitu Allah Subhanahu wa Ta’ala memaafkan dan mengampuni kita.’ Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala mengampuni pedagang yang baik ini.” HR. Bukhari dan Muslim Ini menunjukkan bahwasanya berbuat baik kepada orang lain bisa menjadi penggugur dosa-dosa kita. Kita semuanya memiliki banyak dosa dan kita semuanya harus memiliki sebab-sebab dan amalan-amalan yang bisa menggugurkan dosa-dosa, salah satunya adalah dengan membantu/memudahkan orang yang sedang kesulitan. Menit ke-2206 Potongan hadits yang ketiga adalah sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam “Barangsiapa yang menutup aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan di akhirat.” Kita semuanya punya aib, kita semuanya punya dosa-dosa yang kita tidak ingin orang lain mengetahuinya. Kalau kita adalah orang yang khawatir aib kita terbongkar, maka salah satu kiatnya adalah dengan menutup aib orang lain. karena Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam menjanjikan “barangsiapa yang menutupi orang lain, maka Allah akan menutup aib kita.” Hadits ini diperkuat oleh hadits Abu Barzah, bahwasanya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda يَا مَعْشَرَ مَنْ آمَنَ بِلِسَانِهِ وَلَمْ يَدْخُلِ الإِيمَانُ قَلْبَهُ لاَ تَغْتَابُوا الْمُسْلِمِينَ وَلاَ تَتَّبِعُوا عَوْرَاتِهِمْ فَإِنَّهُ مَنِ اتَّبَعَ عَوْرَاتِهِمْ يَتَّبِعِ اللَّهُ عَوْرَتَهُ وَمَنْ يَتَّبِعِ اللَّهُ عَوْرَتَهُ يَفْضَحْهُ فِي بَيْتِهِ “Wahai sekalian orang yang telah beriman dengan lisannya namun iman belum masuk ke hatinya, jangan kalian mengghibah orang-orang Islam, dan jangan kalian cari-cari kesalahan mereka. Karena barangsiapa yang mencari-cari kesalahan orang-orang Islam, maka Allah akan mencari-cari kesalahan-kesalahannya. Dan barangsiapa yang Allah cari-cari kesalahannya, maka Allah akan bongkar kesalahan-kesalahan itu di rumahnya sendiri.” HR. Ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi Ini adalah sebuah ancaman yang menakutkan bagi mereka yang suka membongkar aib orang lain dan mencari-cari kesalahan mereka. Kalau kita melakukan hal itu, maka Allah yang akan membongkar aib dan kesalahan kita. Sebaliknya, kalau kita menutup aib orang lain, maka Allah yang akan mengamankan aib-aib kita dan menutupnya dari orang lain baik di dunia maupun di akhirat. Ibnu Rajab Al-Hambali meriwayatkan dari sebagian ulama Salaf, bahwasanya mereka mengatakan “Kami telah mendapati orang-orang yang tidak memiliki aib, tapi mereka suka menyebar aib orang lain. Maka kemudian setelah itu orang-orang menyebutkan aib mereka. Sebaliknya, kami mendapati orang-orang yang punya banyak aib, tapi mereka diam dan tidak mau membongkar aib orang lain. Maka aib mereka dilupakan oleh manusia.” Menolong Orang Lain Menit ke-2737 Potongan hadits yang keempat, “Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menolong seorang hamba selagi dia menolong hamba yang lain.” Ini senada dengan hadits Ibnu Umar, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda مَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِي حَاجَتِهِ “Barangsiapa yang memenuhi hajat seorang muslim, maka Allah akan memenuhi hajatnya.” HR. Bukhari dan Muslim Sebagian salafush shalih mensyaratkan kepada teman seperjalanan dengan mengatakan “Aku mau safar denganmu tapi dengan syarat aku yang menjadi pelayanmu.” MasyaAllah ini adalah sebuah teladan agung yang dilakukan oleh generasi awal umat Islam. Ini semuanya terinspirasi dari sabda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam وَاللهُ فِيْ عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيْهِ “Allah akan memenuhi hajat seorang hamba selagi orang tersebut memenuhi hajat orang lain.” Sehingga para ulama kita menyimpulkan bahwasanya ibadah sosial seperti membantu orang lain, memenuhi hajat mereka, ini adalah amal shalih yang mereka pandang lebih utama dari i’tikaf, lebih utama daripada haji, umroh dan shalat. Karenanya para ulama membuat sebuah kaidah fiqih الخير المتعدي افضل من القاصر “Kebaikan yang manfaatnya menular kepada orang lain, itu lebih utama daripada kebaikan yang manfaatnya hanya untuk diri kita sendiri.” Bagaimana penjelasan selanjutnya? Mari download mp3 kajian dan simak kajian yang penuh manfaat ini. Download mp3 Kajian Hadits Arbain Ke 36 – Hadits Tentang Tolong Menolong Podcast Play in new window DownloadSubscribe RSS Mari raih pahala dan kebaikan dengan membagikan tautan ceramah agama “Hadits Arbain Ke 36 – Hadits Tentang Tolong Menolong” ini ke jejaring sosial yang Anda miliki seperti Facebook, Twitter dan yang lainnya. Semoga menjadi pembuka pintu kebaikan bagi kita semua. Barakallahu fiikum. Dapatkan informasi dari Radio Rodja 756 AM, melalui Telegram Dapatkan informasi dari Rodja TV, melalui Facebook

hadits arbain ke 36